Pengertian Anemometer

Pengertian Anemometer (Alat Ukur Kecepatan Angin) dan Jenisnya Secara Lengkap

Posted on

Empat Pilar – Pengertian Anemometer (Alat Ukur Kecepatan Angin) dan Jenisnya Secara Lengkap. Dalam dunia meteorologi dan kegiatan berbasis angin seperti penerbangan dan industri energi, pengukuran kecepatan angin menjadi suatu hal yang krusial. Salah satu alat yang menjadi tulang punggung dalam pengukuran tersebut adalah Anemometer. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian anemometer (alat ukur kecepatan angin), bagaimana alat ini berfungsi, dan mengapa teknologi canggih dalam anemometer menjadi begitu penting.

Pengertian Anemometer

Anemometer adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin, serta untuk memperoleh perkiraan atau ramalan cuaca. Perangkat ini umumnya digunakan oleh BMKG.

Nama “anemometer” diambil dari kata “anemos” dalam Bahasa Yunani, yang berarti udara atau angin. Leon Battista Alberti pertama kali memperkenalkan perangkat ini pada tahun 1450.

Cara kerja perangkat pengukur ini sangat sederhana dan mirip dengan kincir angin Belanda. Perangkat ini ditempatkan di luar ruangan agar dapat bergerak saat terkena angin.

Bagian mangkok atau baling-baling perangkat akan berputar mengikuti arah mata angin. Jika putaran baling-baling semakin cepat, itu mengindikasikan angin yang bertiup kencang.

Namun, jika baling-baling pada perangkat ini tidak bergerak, itu menunjukkan bahwa tidak ada angin yang bertiup. Di bagian bawah perangkat ini, terdapat alat penghitung tingkat kecepatan angin.

Fungsi Anemometer

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, Anemometer memegang peran penting di kapal dan bisa disebut sebagai instrumen navigasi yang selalu diawasi guna memperoleh data tentang kecepatan dan arah angin.

Berikut fungsi dari Anemometer:

1. Pengukuran Kecepatan Angin

Peran utama anemometer pada kapal adalah untuk mengukur kecepatan angin. Kecepatan angin yang tercatat digunakan untuk menilai kondisi cuaca dan arah angin saat kapal berlayar. Fungsi ini memiliki nilai penting dalam memastikan keselamatan dan efisiensi perjalanan kapal.

2. Prediksi Cuaca Buruk

Dengan memanfaatkan anemometer, kru kapal dapat meramalkan cuaca buruk yang akan datang. Pada saat cuaca buruk, kecepatan angin cenderung meningkat secara signifikan dan hal ini bisa memengaruhi kinerja kapal. Oleh karena itu, kemampuan meramalkan cuaca buruk secara akurat sangat membantu dalam pengambilan keputusan yang sesuai guna menjaga keselamatan kapal beserta penumpangnya selama pelayaran.

3. Panduan Pengukuran Kinerja Kapal

Anemometer juga berperan dalam mengukur kinerja kapal. Dengan membandingkan kecepatan angin dengan kecepatan sebenarnya kapal, kita bisa mengetahui apakah kapal sedang berlayar secara optimal atau tidak. Aspek ini memiliki nilai yang sangat penting dalam memastikan efisiensi dan kecepatan perjalanan kapal.

4. Panduan Pengendalian Kemudi Kapal

Indikasi kecepatan angin yang diberikan oleh anemometer juga berguna sebagai panduan dalam mengendalikan kemudi kapal. Terutama pada saat angin bertiup kencang, kapal mungkin mengalami getaran dan sulit dikendalikan. Dalam kondisi seperti ini, kecepatan angin menjadi referensi untuk memperkirakan dan mengatur kemudi sehingga kapal tetap bergerak dalam jalur yang aman.

Dengan informasi tentang kecepatan dan arah angin, kita dapat menentukan haluan yang optimal untuk kapal, baik dalam pelayaran maupun pengendalian. Dua faktor ini sangat krusial untuk dipertimbangkan agar kapal dapat mencapai tujuannya dengan selamat melalui jalur dan rute yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Kontribusi dalam Navigasi Pelayaran

Penggunaan anemometer secara jelas akan memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan keselamatan navigasi. Dengan pemahaman yang tepat tentang kecepatan dan arah angin, perwira dek dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk menghindari situasi berisiko demi kelancaran pelayaran yang aman.

Satuan Anemometer

Anemometer merupakan alat yang dirancang untuk mengukur kecepatan angin, dan kecepatan ini dapat diukur dalam berbagai satuan tergantung pada kebutuhan atau aplikasi penggunaan alat tersebut. Keakuratan dan variasi satuan yang dapat ditampilkan oleh anemometer umumnya bergantung pada model dan kualitas alat. Dengan kata lain, alat yang lebih mahal dan canggih biasanya menawarkan lebih banyak pilihan dalam hal unit pengukuran.

Berikut adalah beberapa satuan yang sering digunakan dalam pengukuran kecepatan angin dengan anemometer:

  • MPH (mil per jam):
    Satuan ini banyak digunakan di negara-negara yang menggunakan sistem imperialis. Ini mengukur jarak yang ditempuh oleh angin dalam satu jam dalam satuan mil.
  • Km/H (kilometer per jam):
    Ini adalah satuan yang paling umum digunakan di banyak negara di dunia, khususnya yang menggunakan sistem metrik. Mengukur seberapa jauh angin bergerak dalam satu jam dalam satuan kilometer.
  • Knots:
    Satuan ini umumnya digunakan dalam konteks maritim, seperti berlayar atau selancar angin. Sebuah knot setara dengan satu mil laut per jam.
  • Kaki per menit:
    Ini mengukur kecepatan angin berdasarkan seberapa banyak kaki yang ditempuh dalam satu menit.
  • Meter per detik:
    Satuan ini lebih spesifik dan sering digunakan dalam penelitian ilmiah atau aplikasi teknis tertentu.
  • Skala Beaufort:
    Bukanlah satuan kecepatan per se, tapi lebih ke sebuah skala yang mengukur kekuatan angin. Dibuat oleh Sir Francis Beaufort, skala ini mengkategorikan angin berdasarkan efeknya terhadap permukaan laut dan struktur darat.
Baca Juga :  Beberapa Cara Cek Layar HP Samsung dengan Mudah

Dengan memahami berbagai satuan ini, pengguna dapat memilih anemometer yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan dengan mudah menginterpretasikan hasil pengukuran yang diperoleh.

Cara Mengoperasikan Anemometer

Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan Anemometer:

  1. Pastikan anemometer terletak di area terbuka yang dapat menerima angin dengan baik dan alat ini berfungsi secara optimal.
  2. Sambungkan ke sumber listrik pada monitor indikator (Clipper).
  3. Tekan tombol power pada monitor. Setelah ditekan, tunggu beberapa saat.
  4. Saat monitor indikator (Clipper) aktif, ia memerlukan sekitar 20 – 30 detik untuk memperbarui dan menganalisis data kecepatan angin.
  5. Informasi tentang arah dan kecepatan angin akan ditampilkan di layar monitor untuk dilihat.
  6. Jika ingin memperbaharui data, tekan tombol refresh. Namun, perlu diingat bahwa monitor dapat memperbaharui data secara otomatis berdasarkan perubahan angin.
  7. Untuk menentukan arah angin, lihat lampu yang menyala. Misalnya, jika lampu “NW” menyala, berarti arah anginnya adalah “Barat Laut”.
  8. Jika monitor menampilkan gambar kapal, anda dapat mengetahui arah asal angin, entah itu dari depan, kanan, kiri, atau belakang. Angka-angka di sekitar gambar menunjukkan derajat arah angin.
  9. Di waktu malam, anda dapat menyesuaikan kecerahan layar dengan mengatur knob yang terletak di sisi anemometer. Sesuaikan kecerahan sesuai kebutuhan.
  10. Lakukan pemeliharaan rutin, seperti membersihkan debu di layar dan bodi monitor. Ini penting untuk menjaga kualitas tampilan data dan ketahanan alat.

Harap diperhatikan, beberapa model anemometer mungkin memiliki sedikit perbedaan dalam penggunaannya. Namun pada umumnya, langkah-langkahnya serupa. Jika anda berada di kapal, ada buku manual yang bisa dijadikan referensi jika ada keraguan dalam penggunaannya.

Jenis Jenis Anemometer

Jenis Jenis Anemometer

Secara umum, alat ini terbagi dalam dua jenis berbeda, yaitu velocity dan pressure anemometer. Tapi setiap jenis alat tersebut terbagi lagi dalam beberapa jenis lain.

Berikut adalah beragam jenis perangkat pengukur kecepatan angin yang umumnya digunakan.

1. Anemometer

Tipe pertama ini memiliki fungsi utama untuk mengukur kondisi cuaca dan kecepatan angin. Terdapat 7 variasi alat yang termasuk dalam kategori ini.

2. Cup

Perangkat yang diperkenalkan pada tahun 1846 oleh Jon Thomas Romney Robinson ini memiliki tiga baling-baling yang membentuk setengah lingkaran, menyerupai mangkuk kecil atau cangkir.

Tiga cup yang terpasang pada perangkat ini dipasang pada tangkai dan bisa berputar. Udara yang mengalir melalui tiga cup tersebut menyebabkannya berputar mengikuti arah angin.

3. Windmill

Alat ini memiliki kemiripan bentuk dengan baling-baling atau kincir angin. Baling-balingnya berorientasi vertikal dan cukup panjang. Namun, alat ini tidak digunakan untuk menentukan arah angin.

Prinsip kerja perangkat ini mirip dengan ventilasi yang digunakan dalam tambang dan bangunan. Putaran baling-balingnya dapat memberikan perkiraan kecepatan angin dengan tingkat akurasi yang tinggi.

4. Kawat Panas atau Hot Wire

Jenis ini terbuat dari kawat halus yang dipanaskan. Beberapa dari mereka telah dilengkapi dengan layar digital untuk memudahkan dalam menampilkan pengukuran kecepatan angin.

Angin yang mengalir akan melewati kawat yang memiliki efek pendingin. Setelah itu, alat ini akan menampilkan angka yang merepresentasikan kecepatan angin.

5. Laser Doppler

Perangkat ini menggunakan sinar laser dan terdiri dari dua balok terpisah. Salah satu balok mengelilingi anemometer. Partikel yang bergerak bersama molekul udara mendekati balok “backscatter”.

Partikel kemudian kembali ke detektor dan diukur atau dihitung menggunakan sinar laser. Jika partikelnya cukup besar, pergeseran Doppler akan terjadi dan digunakan untuk mengukur kecepatan angin.

6. Sonic

Jenis ini masih tergolong baru karena dikembangkan pada tahun 1950. Alat ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk menghitung kecepatan angin.

Penghitungan kecepatan angin dilakukan melalui pengukuran tekanan ultrasonik atau pulsa sonic yang terjadi di antara sepasang transduser.

7. Acoustic resonance

Termasuk dalam jenis yang paling mutakhir karena baru dikembangkan pada tahun 2000 oleh Sawas Kapartis dengan lisensi dari AcuRes.

Baca Juga :  Ketahui, Perbedaan PLC Modular dan Compact Secara Jelas

Penggunaan perangkat ini sepenuhnya bergantung pada pengukuran penerbangan dan dilengkapi dengan sensor resonansi akustik.

8. Ping Pong Ball

Sesuai dengan namanya, alat ini menggunakan bola ping pong yang diikat dengan tali. Ketika angin bertiup, bola ping pong akan bergerak.

Putaran bola dihitung untuk mengukur pergerakan angin. Perangkat ini merupakan jenis yang paling sederhana karena mudah untuk dibuat.

9. Pressure Anemometer

Tipe yang kedua adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur tekanan angin. Jenis ini terbagi menjadi dua variasi yang berbeda, yaitu:

  • Tabung
    Ditemukan pada tahun 1775 oleh James Lind. Dibuat dari tabung kaca berbentuk U dengan cairan manometer di dalamnya yang berfungsi sebagai pengukur tekanan. Salah satu ujung tabung memiliki bentuk melengkung dan terletak secara horizontal untuk menghadap angin. Ujung lainnya berbentuk tegak lurus dan sejajar.
  • Piringan
    Perangkat ini memiliki bentuk yang menyerupai piringan datar, sesuai dengan namanya. Untuk hasil pengukuran yang akurat, alat ini sebaiknya ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi.

Sebenarnya, jenis ini merupakan yang pertama kali ditemukan. Namun sayangnya, penemuan ini sempat diabaikan hingga dikembangkan kembali pada tahun 1664 oleh Robert Hooke.

Penutup

Sebagai penutup dari empatpilar.com, anemometer merupakan instrumen yang vital dalam dunia meteorologi dan penelitian terkait cuaca. Melalui pengertian dasar sebagai alat ukur kecepatan angin, anemometer membantu kita memahami lebih dalam tentang keadaan atmosfer dan bagaimana angin berperan dalam sistem iklim kita.

Seiring dengan kemajuan teknologi, jenis-jenis anemometer pun terus berkembang dan meningkatkan akurasi pengukurannya. Dengan pemahaman yang baik tentang cara kerja dan kegunaan anemometer, kita dapat lebih bijak dalam menganalisa dan merespons informasi terkait kondisi angin di sekitar kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *