Pengertian Total Sampling

Pengertian Total Sampling : Rumus dan Prosedur Metode Total Sampling

Posted on

Empat Pilar – Pengertian Total Sampling : Rumus dan Prosedur Metode Total Sampling. Total Sampling, juga dikenal sebagai “Pengertian Total Sampling” dalam bahasa Indonesia, adalah teknik penelitian yang kuat dan banyak digunakan yang menawarkan wawasan berharga tentang populasi tanpa perlu memilih sampel.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep total sampling, aplikasinya, keuntungannya, dan pertanyaan yang sering diajukan. Baik kalian seorang pelajar, peneliti, atau hanya penasaran tentang metodologi penelitian, panduan ini akan memberi kalian pemahaman komprehensif tentang total sampling.

Pengertian Total Sampling

Total sampling adalah metode pengambilan sampel di mana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yang ada. Dalam teknik ini, data sampel yang digunakan harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

Sugiyono juga menjelaskan bahwa jika jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi tersebut dapat dijadikan sampel dalam penelitian. Bagi mereka yang ingin menerapkan metode total sampling, penting untuk memahami konsep dasar sampling. Sampling pada dasarnya merupakan representasi dari seluruh populasi suatu masalah yang diambil berdasarkan persyaratan khusus.

Setiap jenis penelitian dapat memiliki persyaratan dan ketentuan sampling yang berbeda sesuai dengan kebutuhan peneliti. Terdapat metode sampling dengan persyaratan yang sederhana, namun juga ada yang lebih terperinci. Setelah menentukan metode sampling yang akan digunakan, langkah berikutnya adalah melakukan pengambilan data dan analisis menggunakan teknik total sampling.

Rumus Total Sampling

Untuk menghitung jumlah total sampel responden, digunakan rumus perhitungan minimal sebagai berikut:

Keterangan:

  • n = Ukuran sampel
  • Z² = Nilai tahap kepercayaan
  • P = Proporsi kasus tertentu terhadap populasi, jika tidak diketahui proporsinya, diasumsikan 50% (0,5)
  • d = Tingkat deviasi yang diinginkan dari populasi, yaitu 10% (0,10), 5% (0,05), atau 1% (0,01).

Selain teknik pengambilan sampel total, kalian juga perlu memahami rumus perhitungan yang digunakan untuk pengambilan sampel total. Tanpa rumus tersebut, kalian akan mengalami kesulitan dalam menentukan nilai dan melakukan analisis.

  1. Uji Validitas
    Rumus pertama yang digunakan adalah uji validitas. Uji ini akan menentukan apakah suatu item yang diambil dari sampel layak untuk dianalisis lebih lanjut. Batasan yang biasanya digunakan untuk uji signifikansi adalah korelasi sebesar 0,30. Suatu item dianggap valid jika memiliki skor total lebih dari 0,30.
  2. Uji Reliabilitas
    Setelah melakukan perhitungan dengan rumus validitas, kalian dapat menggunakan uji reliabilitas. Metode ini digunakan untuk mengukur seberapa handal data yang diambil untuk dihitung ulang. Data dianggap memiliki reliabilitas jika mencapai angka 0,6; jika kurang dari itu, data tersebut sulit digunakan untuk analisis.
  3. Uji Normalitas
    Langkah selanjutnya adalah rumus uji normalitas, yang membantu membandingkan distribusi data yang telah diambil. Peneliti akan membedakan antara data yang memiliki distribusi normal dan data yang didistribusikan dengan cara yang berbeda (observed).

Prosedur Metode Total Sampling

Metode total sampling dilakukan dengan cara yang berbeda dari accidental maupun convenience sampling yang biasanya bersifat spontan.

Berikut adalah langkah-langkah penerapan metode total sampling:

  1. Penentuan Populasi
    Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan populasi atau kelompok yang akan menjadi target penelitian sesuai dengan fokus yang ingin diteliti. Berdasarkan karakteristik penelitian, Anda dapat memilih populasi yang paling relevan untuk diambil sampelnya.
  2. Tentukan Variabel yang Akan Diukur
    Setelah populasi ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan variabel atau faktor yang ingin diukur dalam penelitian, seperti tingkat pendidikan atau usia.
  3. Hitung Jumlah Populasi
    Anda perlu menghitung jumlah anggota dalam populasi untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam total sampling. Jika populasi sangat besar, menggunakan total sampling mungkin tidak praktis. Dalam hal ini, alternatif seperti teknik sampling acak sederhana atau stratified random sampling perlu dipertimbangkan.
  4. Pengambilan Sampel
    Setelah populasi dan variabel penelitian ditetapkan, langkah berikutnya adalah memilih seluruh anggota populasi tersebut sebagai sampel. Pemilihan sampel harus sesuai dengan karakteristik dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
  5. Pengumpulan Data
    Memilih sampel saja belum cukup; Anda juga perlu mengumpulkan data. Ada dua jenis data yang diperlukan, yaitu data primer dan data sekunder. Keduanya harus dikumpulkan dengan cermat untuk memastikan akurasi hasil akhir.
  6. Pengisian Kuesioner
    Setelah sampel ditentukan dan data terkumpul, Anda dapat mendistribusikan kuesioner kepada anggota sampel untuk diisi. Karena sampel telah dipilih berdasarkan kriteria yang spesifik, metode total sampling diyakini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dalam menghasilkan data akhir.
  7. Interpretasi Hasil
    Hasil analisis yang telah dilakukan kemudian diinterpretasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang diajukan. Proses ini membantu Anda memahami implikasi dari data yang telah dikumpulkan.
  8. Penarikan Kesimpulan
    Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Kesimpulan ini mencerminkan temuan dan jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

Metode total sampling memungkinkan untuk memahami populasi secara menyeluruh dan akurat, karena seluruh anggota populasi diambil sebagai sampel. Namun, metode ini juga dapat memerlukan sumber daya yang besar tergantung pada ukuran populasi yang diteliti.

Baca Juga :  √ Pengertian Forklift : Jenis, Fungsi, dan Cara Mengoperasikan Secara Lengkap

Contoh Penerapan Metode Total Sampling

Tentu, berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari contoh-contoh penerapan total sampling di berbagai jenis penelitian:

1. Riset Wali Kelas

Dalam kasus ini, total sampling dilakukan dengan membagikan angket kepada seluruh siswa kelas V di SD yang bersangkutan. Ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang perasaan para siswa selama dia menjadi wali kelas mereka.

Kelebihan:

  • Karena melibatkan semua siswa, hasilnya akan lebih representatif dan valid.
  • Tidak ada bias dalam pemilihan sampel, karena semua siswa terlibat.

Kekurangan:

  • Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengumpulkan data dari seluruh siswa.
  • Ada potensi rendahnya tingkat tanggapan jika angket terlalu panjang atau rumit.

2. Riset Mata Kuliah

Dalam penelitian ini, seorang dosen membagikan kuesioner kepada seluruh mahasiswa di kelas A jurusan Statistika di Kampus A. Total sampling ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pengajaran yang diterapkan.

Kelebihan:

  • Hasil akan sangat spesifik dan relevan untuk kelas tersebut.
  • Lebih mudah untuk melakukan analisis lanjutan, karena data berasal dari satu kelas.

Kekurangan:

  • Hasil mungkin tidak bisa digeneralisasi ke kelas atau jurusan lain.
  • Ada risiko tingkat respons yang rendah, terutama jika mahasiswa merasa bahwa penelitian ini tidak penting atau relevan untuk mereka.

3. Riset Saat Launching Restoran

Pada kasus ini, pemilik restoran membagikan kuesioner kepada semua pelanggan yang hadir pada hari pertama launching. Ini dilakukan untuk mengetahui menu atau pelayanan apa yang paling disukai.

Kelebihan:

  • Dapat memberikan wawasan cepat dan langsung tentang preferensi pelanggan.
  • Membantu dalam menyesuaikan strategi bisnis sesuai dengan feedback pelanggan.

Kekurangan:

  • Hasil riset ini hanya mencerminkan opini pelanggan pada hari pertama, yang bisa jadi berbeda di hari-hari berikutnya.
  • Jika sampel pelanggan pada hari itu tidak divers, hasilnya mungkin tidak akan representatif untuk pelanggan umumnya.

Kesimpulan

Sebagai penutup dari empatpilar.com ini, pengertian Total Sampling adalah sebuah metode pengambilan sampel di mana seluruh populasi yang diteliti dijadikan sampel. Dengan kata lain, tidak ada anggota dari populasi yang dikecualikan dalam penelitian. Metode ini sering digunakan dalam situasi di mana populasi yang diteliti cukup kecil dan informasi dari setiap anggota dianggap penting untuk mencapai kesimpulan yang akurat.

Walaupun metode ini membutuhkan waktu, sumber daya, dan usaha yang lebih banyak, hasil yang didapatkan cenderung lebih akurat dan dapat diandalkan.

Baca Juga :  √ Mengenal Plafon GRC : Kelebihan dan Model-Modelnya

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, pemahaman terhadap Total Sampling sangat krusial untuk memastikan keberhasilan penelitian. Melalui Total Sampling, peneliti dapat mendapatkan gambaran yang paling komprehensif dan mendalam tentang suatu fenomena, sehingga memungkinkan analisis yang lebih tepat dan menyeluruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *