Jenis LNB Parabola

Jenis LNB Parabola dan Pengertiannya Masing-Masing

Posted on

Empat Pilar – Jenis LNB Parabola dan Pengertiannya Masing-Masing. Apakah Kalian sering mengalami gangguan sinyal televisi yang buruk? Jika iya, mungkin masalahnya ada pada LNB parabola Kalian.

LNB atau Low-Noise Block adalah salah satu komponen penting pada antena parabola yang berfungsi untuk mengubah sinyal frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah agar dapat diterima oleh televisi.

Namun, dengan banyaknya jenis LNB parabola yang beredar di pasaran, mungkin sulit bagi Kalian untuk memilih yang terbaik.

Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas tentang jenis-jenis LNB parabola, kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis, serta tips memasang LNB parabola dengan benar.

Mengenal LNB

Alat yang sering disebut sebagai LNB atau Low Noise Block berfungsi sebagai penerima sinyal jaringan satellite yang lemah.

LNB berguna untuk mengumpulkan sinyal dari pantulan parabola dan mengarahkannya ke alat penerima seperti receiver TV.

Untuk bisa mengumpulkan sinyal satelit dengan baik, dibutuhkan arah yang tepat dalam menerima pancaran sinyal gelombang satelit.

Arah ini biasanya diukur dengan menggunakan penggaris busur atau alat pengukur derajat. Biasanya, para pemasang parabola menggunakan alat ini untuk membantu mereka dalam mengarahkan LNB ke satelit yang diinginkan.

LNB sendiri memiliki banyak jenis, di mana setiap jenis LNB hanya dapat digunakan untuk menerima frekuensi tertentu seperti S-Band, C-Band, atau Ku-Band. Setiap frekuensi tersebut memerlukan resonator yang berbeda pada LNB.

Macam Macam Jenis LNB Parabola

LNB dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan jangkauan frekuensi yang dapat diterimanya, yaitu LNB C band, LNB KU band, dan LNB S band. Setiap jenis LNB parabola memiliki karakteristik yang berbeda, dan akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini :

1. LNB C Band

LNB jenis C band memiliki bentuk bulat panjang seperti tabung. Umumnya terbuat dari bahan logam yang cukup tebal, sehingga tahan terhadap benturan dan kerusakan. Di salah satu sisinya terdapat rangkaian elektronik yang dilindungi oleh kotak logam.

LNB parabola jenis ini dapat menerima jangkauan frekuensi mikro sebesar 3,4 GHz hingga 4,2 GHz, yang dikenal sebagai jalur C band. Karakteristik frekuensi C band sangat baik dalam mengatasi kondisi cuaca buruk, sehingga penerimaan sinyal relatif stabil meskipun dalam kondisi hujan.

Ketika membeli LNB C band, perlu memperhatikan nilai derajat Kelvin dan kemampuannya dalam menguatkan sinyal. Nilai derajat Kelvin pada LNB parabola jenis ini menunjukkan kemampuan LNB dalam meredam noise atau gangguan frekuensi yang tidak diinginkan.

Semakin rendah nilai derajat Kelvin, semakin baik kemampuan LNB dalam mengatasi noise. Noise frekuensi dapat terjadi akibat letak parabola yang terlalu dekat dengan jaringan distribusi listrik atau jalan raya.

Kemampuan LNB dalam menguatkan sinyal satelit dinyatakan dalam satuan decibel (dB). Besarnya penguatan yang dapat dilakukan oleh setiap LNB berbeda-beda. Sebagai pertimbangan, pilihlah LNB dengan angka penguatan yang tinggi dan nilai derajat Kelvin yang rendah.

LNB jenis C band biasanya dipasang pada parabola dengan tipe prime fokus atau yang memiliki titik fokus di tengah. Untuk hasil maksimal dalam penerimaan sinyal satelit, dapat digunakan parabola dengan diameter minimal 6 kaki dari jenis solid.

2. LNB KU Band

LNB jenis KU band biasanya digunakan pada parabola mini untuk menangkap frekuensi satelit jalur KU band. Jangkauan frekuensi pada jalur KU band adalah dari 10,7 GHz hingga 12,75 GHz. Banyak siaran televisi berbayar yang menggunakan frekuensi ini, meskipun ada juga channel gratis yang dapat ditonton seperti pada media penyiaran televisi digital Ninmedia.

Bentuk LNB KU band lebih kecil dibandingkan dengan LNB C band. Pemasangan LNB ini pada disk parabola tidak memerlukan scalar ring karena konstruksinya sudah dirancang untuk meredam gangguan sinyal yang tidak diperlukan.

LNB parabola jenis KU band biasanya digunakan pada parabola mini dengan tipe offset focus. Jenis parabola seperti ini memiliki titik fokus di tepi, berbeda dengan jenis prime focus yang titik fokusnya berada di tengah lingkaran disk.

Baca Juga :  Cara Upgrade Firmware K Vision, Download dan Pasang Gratis

Jika ingin menangkap siaran parabola KU band menggunakan parabola prime focus, maka perlu menggunakan LNB KU band prime focus yang berbeda bentuknya dengan yang berjenis offset fokus.

3. LNB S Band

Saat ini, penggunaan LNB parabola S band sudah semakin jarang dibandingkan dengan jenis LNB lainnya. LNB S band memiliki ukuran yang besar dengan bentuk bundar.

Bobotnya yang cukup berat membutuhkan tiang LNB yang kokoh agar tidak mudah digoyang oleh angin.

Kelebihan jalur S band yang ada di satelit SES 7 adalah ketahanannya terhadap kondisi cuaca yang buruk.

LNB S band ini bekerja pada frekuensi 3620 MHz dan hanya digunakan oleh TV berlangganan Indovision, Oke TV, dan Top TV milik MNC Group.

Seperti LNB Ku band, luas penampang yang dibutuhkan oleh LNB S band ini cukup dengan diameter 60-80 cm saja.

Harganya di pasaran sekitar 100-150 ribu rupiah untuk harga baru, sedangkan jika barang bekas, harganya sekitar 80 ribu rupiah.

Pengaturan frekuensi untuk receiver-nya dapat menggunakan 3620 atau 5150 MHz seperti pada C band.

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing LNB

Jenis LNB Parabola, mari kita lihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis LNB berikut ini:

1. LNB C band

Memiliki bentuk parabola yang lebih besar dan kuat, namun kekuatan LNB turun saat hujan.

Gambar pada TV tidak akan rusak seperti halnya kaset DVD rusak, tetapi gambar pada TV dapat mengalami sedikit gangguan ketika kendaraan seperti motor atau mobil melewati dekat parabola.

2. LNB Ku band

Memiliki bentuk parabola yang lebih kecil, sehingga terlihat lebih praktis dan frekuensi yang dipancarkan dari satelit juga cukup besar.

Kelebihannya adalah tidak terganggu oleh gelombang lain seperti wifi, tetapi kelemahannya adalah dapat terganggu saat hujan deras atau kondisi mendung dengan awan tebal, sehingga dapat menyebabkan turunnya sinyal atau bahkan tidak ada sinyal.

3. LNB S band

Memiliki bentuk parabola yang kecil dan juga tahan terhadap cuaca buruk. Namun, jika di sekitar rumah terdapat banyak antena pemancar wifi, siaran dapat terganggu.

Cara mengatasi hal ini cukup mudah, yaitu dengan melapisi bagian sisi LNB dengan aluminium foil.

Para pencari sinyal satelit melakukan banyak cara untuk mengatasi kekurangan dari masing-masing jenis LNB tersebut.

Salah satunya adalah dengan cara melapisi LNB S band dengan aluminium foil untuk mengurangi gangguan dari gelombang wifi yang dapat membuat gambar pada TV menjadi patah-patah karena sinyal yang naik turun.

Step Cara Memasang LNB Parabola Jaring

Setelah mengetahui Jenis LNB Parabola, adapaun cara untuk memasang LNB parabola jaring, yakni sebagai berikut.

1. Masukkan LNB pada Scalar Ring

Cara pertama untuk memasang dua LNB pada satu parabola adalah dengan menyiapkan 2 LNB, switch, dan scalar ring.

Sebaiknya gunakan switch 22k inside agar tidak terlihat karena terletak pada LNB. Kemudian masukkan kedua LNB pada lubang scalar ring dan kencangkan bautnya.

Tempatkan LNB untuk satelit Palapa pada sebelah kiri dan LNB untuk satelit Telkom 4 pada sebelah kanan.

Untuk mengencangkan bautnya, disarankan untuk membalik posisi LNB agar lebih mudah dalam menyerahkan polaritas horizontal.

Agar proses pemasangan lebih mudah, bukalah penutup LNB sehingga penyerahan polaritas horizontalnya menjadi lebih mudah dilakukan.

2. Atur Jarak LNB

Setelah itu, buatlah bantalan jarum horizontal menjadi searah dan atur jarak antara kedua LNB sesuai dengan ukuran dish yang digunakan.

Jarak antar LNB berbeda-beda tergantung pada jenis dan ukuran dish yang digunakan.
Sebagai contoh, pada dish Venus AL7210 New dengan diameter 90 cm, jarak antara kedua LNB adalah sekitar 3,4 cm, namun pada jenis dish yang lain bisa saja berbeda.

Selanjutnya, buatlah bibir LNB lebih menjorok ke bagian bawah scalar ring sekitar 1 cm. Hal ini bertujuan agar LNB tidak menjadi tumpuan kerucut sinyal pada ring.

Dengan membuat LNB menjorok ke bawah, sinyal yang diterima akan lebih fokus dan optimal, bahkan ketika menggunakan dish yang kualitasnya tidak terlalu baik.

3. Pasang Kabel Konektor

Langkah selanjutnya adalah menghubungkan kabel konektor LNB dengan switch ke LNB tanpa switch. Pada LNB dengan switch terdapat dua output, di mana salah satu output terdapat tulisan “LNB” yang harus dihubungkan ke LNB dengan satu output.

Sedangkan output dengan tulisan “RCV” dapat dihubungkan ke receiver.

4. Pasang LNB Pada Dish

Setelah merakit LNB pada dudukannya, langkah selanjutnya adalah memasangnya pada tiang dish. Setelah dipasang, lakukan pengecekan sinyal dari satelit Palapa D dan Telkom 4 pada layar TV.

Baca Juga :  Cara Cek Gangguan First Media dan Layanan First Media 24 Jam

Jika sinyal sudah terdeteksi, proses pemasangan LNB dianggap berhasil. Namun, jika sinyal belum terdeteksi, cobalah menggeser kemiringan parabola ke arah timur atau barat untuk memperkuat kekuatan sinyal dari setiap satelit.

Jika saat digeser ke arah barat, sinyal Telkom 4 tertangkap, itu berarti jarak antar LNB terlalu jauh dan perlu dirapatkan.

Namun, jika saat digeser ke timur, intensitas sinyal semakin kuat, itu berarti jarak antar LNB terlalu dekat dan perlu ditambahkan jarak antara kedua LNB.

Penutup

Kesimpulannya, LNB parabola adalah perangkat yang sangat penting dalam sistem televisi satelit.

Ada tiga jenis LNB parabola yaitu single, twin, dan quad. Single LNB hanya dapat menghubungkan satu receiver, sedangkan twin LNB dapat menghubungkan dua receiver dan quad LNB dapat menghubungkan empat receiver.

Pemilihan jenis LNB parabola harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Jangan lupa juga untuk memilih LNB parabola yang berkualitas agar mendapatkan hasil yang baik dalam menikmati tayangan televisi satelit.

Demikian ulasan yang empatpilar.com bahas mengenai Jenis LNB Parabola dan Pengertiannya Masing-Masing. Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *