Pengertian Arde Grounding Listrik

Pengertian Arde Grounding Listrik : Fungsi dan Jenisnya

Posted on

Empat Pilar – Pengertian Arde Grounding Listrik : Fungsi dan Jenisnya. Artikel ini akan membuka wawasan Kalian tentang “pengertian Arde Grounding Listrik” dan mengapa itu sangat penting untuk sistem listrik yang aman dan efisien.

Arde Grounding, atau yang dikenal juga sebagai sistem grounding atau pentanahan, adalah suatu proses yang digunakan untuk meredam arus listrik berlebih yang dapat membahayakan peralatan dan pengguna listrik.

Dalam pengertian sederhana, Arde Grounding adalah jembatan yang menghubungkan perangkat listrik ke bumi, menawarkan jalur paling mudah untuk arus listrik untuk mengalir.

Arus listrik adalah aliran elektron melalui suatu konduktor. Arus bisa berbahaya bila berlebihan dan bisa merusak perangkat listrik atau bahkan bisa menyebabkan kebakaran.

Dalam konteks Arde Grounding, arus berlebih dialirkan ke bumi, memberikan jalur teraman bagi aliran listrik.

Pengertian Arde Grounding Listrik

Arde, yang juga dikenal sebagai grounding, adalah suatu sistem pentanahan. Sistem ini terdiri dari jalur kabel khusus yang tidak terhubung dengan instalasi kabel listrik lainnya dan diarahkan dari instalasi listrik rumah ke titik pentanahan (bumi).

Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk menghilangkan perbedaan potensial dalam rangkaian listrik dan juga untuk mengalirkan muatan listrik berlebih yang muncul ke dalam tanah.

Ketika muatan berlebih terjadi dalam instalasi listrik, grounding akan secara otomatis mengalirkan muatan tersebut ke tanah.

Karena tanah memiliki massa dan volume yang sangat besar, setiap gangguan atau isu terkait muatan listrik akan cepat dineutralisir. Dengan alasan ini, arde atau sistem pentanahan diinstal.

Simbol Arde

Secara umum, arde atau grounding direpresentasikan dengan simbol tertentu. Fungsi dari simbol-simbol ini biasanya digunakan ketika Anda merencanakan atau membuat skema rangkaian elektronik.

Berikut adalah beberapa simbol arde yang sering digunakan. Mari kita gunakan simbol-simbol ini untuk memahami makna dari masing-masing jenis arde atau grounding.

Fungsi Grounding Listrik

Setelah memahami Pengertian Arde Grounding Listrik, selanjutnya fungsi grounding dalam instalasi listrik sangat krusial, tetapi sayangnya banyak masyarakat kita yang belum sepenuhnya memahami pentingnya memasang grounding listrik.

Bahkan ada sebagian orang yang memasang grounding di instalasi listrik rumah mereka, namun tidak mengerti parameter apa saja yang menentukan apakah grounding tersebut efektif dan layak digunakan.

Grounding sangat penting, baik dalam instalasi listrik di rumah, kantor, pabrik, dan bahkan lebih penting lagi dalam instalasi tegangan ekstra tinggi milik PLN, dimana pemasangan grounding adalah suatu keharusan. Grounding digunakan dengan tujuan memberikan perlindungan kepada pengguna perangkat listrik ketika terjadi situasi seperti:

  1. Kebocoran arus listrik yang terlalu besar.
  2. Induksi tegangan listrik.
  3. Isolasi yang tidak memadai.
  4. Perlindungan dari listrik statis.
  5. Perlindungan dari tegangan tinggi, khususnya petir.
  6. Sebagai referensi untuk pengukuran tegangan.

Seperti yang kita tahu, arus listrik selalu mencari jalur yang paling mudah untuk mengalir, dan ketika arus sangat besar, bumi menjadi media yang tepat untuk mengalirkan muatan berlebih tersebut.

Listrik statis, sesuai dengan namanya yang berarti “diam”, terjadi ketika elektron positif dan negatif bergerak mengelilingi inti atom dan secara tiba-tiba bisa terjadi loncatan saat ada konduktor listrik yang mendekat, seperti logam, kabel listrik, atau bahkan manusia.

Loncatan listrik statis dengan muatan besar berpotensi menimbulkan percikan api, yang bisa memicu kebakaran. Sebagai contoh, dalam pengisian tangki di SPBU, truk harus terlebih dahulu dihubungkan dengan kabel grounding yang telah disediakan.

Contoh lain adalah petir, yang mengandung muatan listrik sangat besar dan bisa berbahaya bagi manusia jika tersambar.

Adapun fungsi grounding sebagai stabilisator tegangan, bisa dikatakan sebagai manfaat tidak langsung dari grounding. Dengan adanya titik grounding, referensi pengukuran tegangan antara terminal listrik menjadi lebih jelas.

Grounding juga bisa digunakan sebagai acuan dalam pengukuran tegangan. Bayangkan jika tidak ada titik referensi umum untuk semua sumber tegangan, akan timbul kesulitan dalam hubungan antar masing-masing karena tegangan sering berubah-ubah, sedangkan grounding tetap konstan.

Cara Kerja Arde Grounding Listrik

Arde Grounding Listrik adalah sistem yang digunakan untuk melindungi peralatan dan penghuni dari bahaya arus listrik yang berlebihan atau hubungan arus pendek.

Sistem ini dirancang untuk mengarahkan arus listrik yang tidak normal atau berlebih ke tanah, sehingga mencegah kerusakan peralatan dan mengurangi risiko kejutan listrik.

Area pemasangan Arde Grounding umumnya dipilih dengan sengaja dekat dengan kWh meter. Hal ini dilakukan agar pemasangan kabel netral dan kabel grounding dapat digabung bersama dengan kabel fase di titik ini.

Dalam sistem kelistrikan, kabel fase membawa arus listrik bertenaga, sedangkan kabel netral berfungsi sebagai pengembalian arus listrik ke sumber listrik. Kabel grounding, yang biasanya terhubung dengan ground rod atau sistem grounding yang ada, bertujuan untuk mengalirkan arus yang tidak normal atau berlebih ke tanah.

Baca Juga :  Berapa Kedalaman Grounding Listrik Menurut Ahli? Simak Ulasannya

Kabel yang menggabungkan kabel fase, netral, dan grounding ini kemudian dihubungkan ke seluruh jaringan listrik di dalam bangunan.

Dari seluruh jaringan listrik tersebut, kabel grounding terhubung ke stop kontak. Melalui stop kontak, grounding akan tersambung dan terkoneksi dengan berbagai peralatan listrik yang terhubung ke stop kontak tersebut.

Dengan adanya koneksi grounding yang baik, ketika terjadi arus bocor atau gangguan arus listrik pada peralatan, arus yang berlebih akan dialirkan melalui grounding ke tanah, bukan ke peralatan atau penghuni. Ini melindungi peralatan dari kerusakan dan mengurangi risiko kejutan listrik yang dapat membahayakan pengguna.

Dalam rumah tangga, peralatan listrik seperti kulkas, TV, radio, komputer, dan perangkat elektronik lainnya biasanya terhubung ke stop kontak yang terhubung dengan grounding. Ini memastikan bahwa peralatan tersebut memiliki jalur yang aman untuk mengalirkan arus listrik yang berlebih jika terjadi gangguan.

Dengan adanya sistem grounding yang baik, risiko kebakaran atau kerusakan peralatan akibat gangguan listrik dapat dikurangi secara signifikan.

Macam-Macam Sistem Grounding

Masih dalam pembahasan Pengertian Arde Grounding Listrik, nah ketika membuat instalasi listrik, pastinya sistem keamanan menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan. Oleh sebab itu, melakukan sistem pentanahan atau arde penting untuk dilakukan.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai cara pemasangan kabel arde, tentu kita perlu mengetahui beragam jenisnya.

Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa sistem grounding yang perlu diketahui.

1. Safety Grounding

Grounding keamanan adalah salah satu sistem yang sering digunakan dalam pemasangan arde. Grounding keamanan digunakan dengan tujuan untuk menetralisir dampak arus listrik yang berbahaya.

Misalnya, ketika terjadi fluktuasi tegangan dan arus listrik yang naik atau turun akibat gelombang elektromagnetik, seperti kilatan petir atau penyebab lainnya.

Pemasangan grounding keamanan dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu, sistem grounding keamanan sering digunakan pada berbagai jalur kelistrikan. Secara sederhana, grounding ini dapat dianggap sebagai sistem penangkal petir.

2. Grounding RF

Grounding RF adalah salah satu sistem pemasangan arde yang umumnya digunakan pada perangkat komunikasi, contohnya radio. Pemasangan grounding RF ini lebih sering digunakan pada perangkat dengan kebutuhan daya besar.

Tujuan dari pemasangan sistem ini adalah untuk mengurangi dampak radiasi dan mengatasi risiko radiasi. Seperti yang kita ketahui, radiasi dapat muncul dari pancaran gelombang komunikasi radio.

Syarat-Syarat Pemasangan Arde Grounding Listrik yang Paling Benar

Untuk memastikan pemasangan arde berfungsi dengan optimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah ulasan lengkapnya:

  1. Ukuran Pipa
    Pastikan pipa yang digunakan memiliki ukuran minimal 75 cm.
  2. Lokasi Penanaman Pipa
    Hindari menanam pipa arde di tempat yang berpotensi tergenang air saat hujan.
  3. Jarak dengan Box kWh Meter
    Pastikan jarak antara pipa arde dan box kWh meter tidak terlalu dekat. Sebaiknya jaraknya minimal 180 cm, agar kWh meter tidak terkena sambaran petir saat cuaca buruk.
  4. Perluasan Luas Penampang Grounding
    Perluas luas penampang grounding dan tambahkan kedalaman penghantar tanah.
  5. Sistem Grounding Paralel
    Buatlah sistem grounding baru dengan sistem paralel.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, pemasangan arde dapat dilakukan dengan baik dan sesuai standar yang diperlukan.

Cara Instalasi Arde Grounding Listrik Sesuai Standar

Nah setelah kalian memahami dengan baik Pengertian Arde Grounding Listrik, selanjutnya adalah cara instalasi arde grounding listrik. Kabel listrik mempunyai ukuran dan kekuatan yang berbeda. Semakin besar diameter grounding listrik, semakin bagus arus listrik yang mengalir di rangkaian kelistrikan tersebut.

Dengan begitu, beban yang membesar pun tidak akan muncul dan pemborosan listrik jadi bisa dihindari. Lalu bagaimana cara memasang kabel grounding sesuai dengan standar yang berlaku?

1. Memasang Rod Grounding

Tahap pemasangan rod grounding tidak boleh diabaikan karena hal ini menjadi bagian yang sangat penting dalam sistem grounding.

Semakin banyak rod grounding yang dipasang, semakin baik pula instalasinya.

Terdapat beberapa persyaratan yang perlu diikuti dalam pemasangan rod grounding agar instalasi listrik dapat menjadi lebih baik dan aman:

  • Sebaiknya pasang rod grounding dalam jumlah yang banyak, dengan setiap rod grounding memiliki jarak 5 meter dari rod grounding lainnya.
  • Pola pemasangan rod grounding yang terbaik adalah paralel.
  • Hindari pemasangan rod grounding pada tanah yang berbatu atau berpasir, karena kedua media tersebut bukanlah media yang ideal.
  • Untuk memaksimalkan sistem perlindungan, stik rod sebaiknya ditanam dengan jarak yang cukup jauh, namun tidak terlalu jauh dari bangunan tempat tinggal.

2. Memilih Material Grounding

Pilihan material yang tepat sangat penting dalam proses pemasangan sistem grounding. Berikut adalah pertimbangan dalam memilih material terbaik untuk pemasangan grounding:

  • Pilih kabel yang sesuai dengan standar pemasangan sistem grounding. Pastikan ukurannya, jenisnya, bahan pembuatannya, dan warnanya telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
  • Pilih stik rod yang terbuat dari bahan yang kuat, seperti tembaga padat. Tembaga adalah pilihan yang baik karena memiliki konduktivitas yang tinggi dan tahan terhadap korosi.
  • Hindari penggunaan besi sebagai material grounding, karena besi cenderung tidak tahan lama dan mudah berkarat. Disarankan untuk memilih material lain yang lebih tahan terhadap korosi dan memiliki kualitas yang baik.
Baca Juga :  Perbedaan Antara MCB dan MCCB, Yang Perlu Kalian Pahami

Dalam memilih material untuk pemasangan sistem grounding, penting untuk memperhatikan kualitas, daya hantar listrik, ketahanan terhadap korosi, dan sesuai dengan standar yang berlaku guna memastikan kinerja yang baik dan keandalan sistem grounding.

3. Menanam Grounding Rod

Penting untuk melakukan penggalian di lokasi pemasangan grounding dengan kedalaman minimal 50 cm dari permukaan tanah. Berikut adalah cara melakukannya:

  • Gali lubang secara vertikal dengan kedalaman minimal 50 cm, dan pastikan lubang tersebut cukup lebar.
  • Tancapkan stik rod dengan kuat ke dalam lubang yang telah digali.
  • Isi lubang dengan air secukupnya atau hingga air mencapai permukaan lubang yang terisi penuh.
  • Tekan stik rod ke bawah dan angkat sebentar agar air dapat meresap dan menyerap ke dalam tanah di sekitarnya.
  • Tancapkan kembali stik rod ke dalam tanah sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.

Dengan melakukan proses penggalian dan pemasangan grounding seperti yang dijelaskan di atas, akan memastikan bahwa stik rod terpasang dengan kuat dan terhubung dengan tanah secara efektif untuk menjalankan fungsi sistem grounding dengan baik.

4. Menghubungkan Grounding ke Kabel

Gunakan metode eksotermik untuk mempercepat proses ini. Caranya adalah dengan mencampurkan tembaga cair pada suhu tinggi.

Setelah metode ini selesai, bersihkan permukaan sambungan dari kotoran agar sambungan menjadi lebih kuat dan tidak mudah lepas.

5. Menanam Kabel Grounding

Mulailah langkah ini dengan menggali tanah pada titik grounding yang telah ditentukan. Selanjutnya, gali jalur lintasan hingga mencapai terminal grounding.

Tarik kabel melalui jalur yang telah digali. Setelah semua terhubung, letakkan pipa marka atau penanda, lalu tutup kembali dengan menimbun tanah hingga setinggi minimal 20 cm.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, proses penyambungan grounding ke kabel dan penanaman kabel grounding dapat dilakukan dengan baik dan memastikan koneksi yang kuat serta keandalan sistem grounding.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, empatpilar.com telah membahas pengertian arde grounding listrik, fungsi pentingnya, dan beberapa jenisnya. Arde grounding adalah proses menghubungkan peralatan listrik dengan tanah untuk melindungi pengguna dan peralatan dari bahaya yang disebabkan oleh arus bocor atau gangguan lainnya.

Fungsi utama arde grounding adalah untuk mengalirkan arus bocor ke tanah dengan aman, menghindari kejutan listrik, dan melindungi peralatan dari kerusakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *