Tiga Jenis Konfigurasi Transistor Bipolar

Ketahui, Tiga Jenis Konfigurasi Transistor Bipolar Secara Lengkap

Posted on

Empat Pilar – Ketahui, Tiga Jenis Konfigurasi Transistor Bipolar Secara Lengkap. Artikel ini membahas secara detail tentang Tiga Jenis Konfigurasi Transistor Bipolar Secara Lengkap. Mempelajari tentang Transistor Common Base, Common Emitter, dan Common Collector dengan pemahaman yang mendalam dan mudah dipahami.

Sekilas, transistor mungkin tampak seperti komponen elektronik yang misterius. Namun, bukan berarti mereka adalah benda asing yang tak bisa dipahami.

Justru sebaliknya, seiring dengan berkembangnya teknologi, pemahaman tentang transistor menjadi semakin penting.

Nah, di sinilah kita mulai membahas tentang ‘Tiga Jenis Konfigurasi Transistor Bipolar Secara Lengkap’.

Transistor bipolar memiliki tiga terminal: basis (base), kolektor (collector), dan emitor (emitter). Ketiga terminal ini bisa diatur dalam tiga konfigurasi dasar: common base (CB), common emitter (CE), dan common collector (CC).

Mengenal Transistor

Transistor adalah perangkat semikonduktor yang digunakan sebagai penguat, pemutus dan penyambung arus, stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.

Fungsinya mirip dengan kran listrik, di mana tergantung pada arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), transistor memungkinkan aliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber daya.

Biasanya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan Kolektor (C). Tegangan pada salah satu terminalnya, seperti Emitor, dapat digunakan untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input (Masukan) pada Basis. Hal ini terjadi pada keluaran tegangan dan arus output (keluaran) dari Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan sebagai penguat.

Rangkaian analog mencakup pengeras suara, stabilisator sumber listrik, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.

Beberapa transistor juga dapat diatur sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai gerbang logika, memori, dan fungsi-fungsi lainnya dalam rangkaian-rangkaian.

Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang struktur dan cara kerjanya memerlukan perpindahan muatan pembawa yaitu elektron dari kutub negatif ke kutub positif untuk mengisi kekurangan elektron atau hole di kutub positif.

Sebelum memahami arti transistor bipolar, penting untuk diketahui bahwa kata “bipolar” terdiri dari dua kata yaitu “bi” yang berarti “dua” dan “polar” yang mengacu pada “kutub”.

Dengan demikian, transistor bipolar terdiri dari dua kutub yaitu kutub positif dan negatif yang berfungsi untuk mengalirkan elektron.

Transistor bipolar membutuhkan input berupa arus listrik, baik itu dalam bentuk arus bolak-balik (Alternating Current) maupun arus searah (Direct Current). Kemudian, transistor bipolar dioperasikan dengan memindahkan elektronnya.

Pada awalnya, elektron yang telah mendapatkan aliran listrik berada di kutub negatif akan dipindahkan ke kutub positif untuk mengisi kekurangannya. Dengan demikian, transistor tersebut akan menghasilkan outputnya.

Jenis Transistor Bipolar

Sebelum memahami Tiga Jenis Konfigurasi Transistor Bipolar, pahami dulu jenis transistor bipolar. Transistor bipolar terdiri dari dua jenis utama, yaitu transistor PNP (Positive-Negative-Positive) dan transistor NPN (Negative-Positive-Negative). Ketiga terminal yang dimiliki oleh transistor ini adalah emitor, basis, dan kolektor.

1. Transistor PNP

Transistor PNP adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari emitor ke kolektor.

Dalam transistor PNP, arus listrik mengalir dari emitor ke kolektor ketika tegangan negatif diberikan pada terminal basis.

Transistor PNP sering digunakan dalam rangkaian elektronik yang membutuhkan switching atau amplifikasi sinyal.

2. Transistor NPN

Transistor NPN adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari kolektor ke emitor.

Baca Juga :  Konfigurasi Rangkaian Transistor Paling Lengkap

Dalam transistor NPN, arus listrik mengalir dari kolektor ke emitor ketika tegangan positif diberikan pada terminal basis.

Transistor NPN juga sering digunakan dalam rangkaian elektronik untuk switching dan amplifikasi sinyal.

Dengan memahami jenis dan fungsi terminal pada transistor bipolar, kita dapat merancang dan menggunakan transistor ini dalam berbagai aplikasi elektronik yang memerlukan pengendalian arus dan tegangan dengan efisien.

Tiga Jenis Konfigurasi Transistor Bipolar

Berikut ini adalah ketiga konfigurasi Transistor yang dimaksud. 3 Konfigurasi Transistor bipolar, yang perlu kalian pahami dengan baik :

1. Konfigurasi Common Base (Basis Bersama)

Konfigurasi Common Base (CB) atau Basis Bersama adalah sebuah konfigurasi transistor yang mengarahkan kaki Basis ke ground dan digunakan baik sebagai input maupun output.

Dalam konfigurasi Common Base, sinyal input dihubungkan ke Emitter dan sinyal output diambil dari Kolektor, sementara kaki Basis dihubungkan ke ground. Oleh karena itu, konfigurasi Common Base sering disebut juga sebagai “Grounded Base”.

Dalam konfigurasi Common Base ini, terjadi penguatan tegangan antara sinyal input dan sinyal output, namun tidak terjadi penguatan pada arus.

Artinya, perubahan kecil dalam sinyal input dapat menghasilkan perubahan besar dalam sinyal output. Hal ini membuat konfigurasi Common Base sangat berguna dalam aplikasi yang memerlukan penguatan tegangan yang signifikan.

Dengan menggunakan konfigurasi Common Base, kita dapat merancang rangkaian elektronik yang efektif untuk memproses sinyal dengan tingkat tegangan yang lebih tinggi atau untuk menghubungkan perangkat sensitif yang membutuhkan penyesuaian tegangan yang presisi.

2. Konfigurasi Common Collector (Kolektor Bersama)

Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki karakteristik dan fungsi yang berkebalikan dengan Common Base (Basis Bersama).

Jika Common Base menghasilkan penguatan tegangan tanpa memperkuat arus, maka Common Collector memiliki fungsi untuk memperkuat arus tanpa menghasilkan penguatan tegangan.

Pada Konfigurasi Common Collector, sinyal input diberikan ke Basis Transistor, sedangkan sinyal output diperoleh dari Emitter Transistor.

Kolektor transistor ini terhubung ke ground dan digunakan bersama untuk input maupun output.

Konfigurasi Kolektor Bersama (Common Collector) ini juga sering disebut sebagai Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan output sinyal pada Emitor hampir sama dengan tegangan input pada Basis.

3. Konfigurasi Common Emitter (Emitor Bersama)

Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan salah satu jenis konfigurasi transistor yang paling sering digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik, terutama pada rangkaian penguat yang memerlukan penguatan tegangan dan arus secara bersamaan.

Kelebihan utama dari konfigurasi transistor Common Emitter adalah kemampuannya untuk menghasilkan penguatan tegangan dan arus antara sinyal input dan sinyal output.

Dalam konfigurasi Common Emitter, kaki Emitor transistor dihubungkan ke ground (tanah) dan digunakan bersama untuk fungsi input dan output.

Dalam hal ini, sinyal input dimasukkan ke kaki Basis transistor, yang bertindak sebagai pengendali arus basis.

Sinyal output, di sisi lain, diperoleh dari kaki Kolektor transistor, yang bertanggung jawab untuk mengalirkan arus kolektor.

Ketika sinyal input diterapkan ke kaki Basis, arus basis akan mengalir dan mengendalikan pengaliran arus kolektor yang lebih besar melalui transistor.

Dalam proses ini, terjadi penguatan arus pada transistor, yang berarti arus output pada kaki Kolektor akan lebih besar dari arus input pada kaki Basis.

Selain itu, terjadi juga penguatan tegangan pada konfigurasi ini, yang mengakibatkan tegangan output yang lebih tinggi daripada tegangan input.

Konfigurasi Common Emitter memiliki sejumlah kelebihan, seperti penguatan arus dan tegangan yang baik, impedansi input yang tinggi, dan impedansi output yang rendah.

Hal ini membuatnya sangat cocok untuk aplikasi penguatan sinyal dan pengendalian daya dalam sistem elektronik.

Penutup

Demikianlah penjelasan empatpilar.com tentang tiga jenis konfigurasi transistor bipolar: common base, common emitter, dan common collector.

Meskipun masing-masing memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda, mereka semua merupakan bagian integral dalam dunia elektronika.

Baca Juga :  Persamaan Transistor C1815, Paling Lengkap dan Mudah Dipahami

Semoga dengan pengetahuan yang telah kita bagikan, pemahaman Kalian tentang transistor bipolar menjadi lebih lengkap dan mendalam.

Ingatlah, meskipun transistor mungkin tampak kecil, perannya sangat besar dalam berbagai perangkat elektronik yang kita gunakan setiap hari.

Jadilah penasaran, terus eksplorasi dan pelajari lebih lanjut tentang dunia elektronika, karena pengetahuan adalah kunci untuk inovasi dan kemajuan teknologi. Selamat belajar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *