Transistor Sebagai Penguat Kolektor (Common Colector)

Pengertian Transistor Sebagai Penguat Kolektor (Common Colector)

Posted on

Empat Pilar – Pengertian Transistor Sebagai Penguat Kolektor (Common Colector). Mempelajari transistor sebagai penguat kolektor (common collector) lebih dalam, penggunaannya dalam teknologi, dan pertanyaan yang sering ditanyakan seputar topik ini.

Mari kita buka lembaran teknologi, tempat transistor memainkan peran penting dalam perangkat elektronik. Salah satu aplikasi yang sering kita temui adalah Transistor Sebagai Penguat Kolektor (Common Collector).

Artikel ini akan mengajak Kalian menjelajahi dan mendalami dunia transistor, khususnya sebagai penguat kolektor.

Transistor adalah komponen yang telah lama menjadi tulang punggung elektronik modern. Dengan berbagai konfigurasi seperti penguat kolektor umum, transistor memungkinkan kita untuk merancang dan membangun berbagai rangkaian elektronik, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks.

Pengertian Transistor

Transistor adalah sebuah perangkat semikonduktor yang digunakan sebagai penguat, saklar untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus, stabilisator tegangan, dan modulator sinyal.
Transistor berperan sebagai pengatur aliran listrik yang sangat presisi dalam sebuah sirkuit listrik, tergantung pada arus masukan (BJT) atau tegangan masukan (FET).

Pada umumnya, transistor memiliki tiga terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan Kolektor (C). Tegangan yang diterapkan pada salah satu terminal, misalnya Emitor, dapat digunakan untuk mengendalikan arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus masukan (Basis). Hal ini terjadi pada keluaran tegangan dan arus dari Kolektor.

Transistor memiliki peran yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan sebagai penguat sinyal.

Rangkaian analog mencakup pengeras suara, stabilisator tegangan, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar dengan kecepatan tinggi.

Beberapa transistor juga dapat diatur sehingga berfungsi sebagai gerbang logika, memori, dan berbagai fungsi rangkaian lainnya.

Transistor sebagai Penguat Kolektor (Common Colector)

Common collector (CC), juga dikenal sebagai kolektor bersama, memiliki sifat dan fungsi yang berkebalikan dengan common base (basis bersama).

Pada rangkaian common base, terjadi penguatan tegangan tanpa penguatan arus, sedangkan pada common collector terjadi penguatan arus tanpa penguatan tegangan.

Pada hubungan common collector, sinyal masukan diterapkan pada basis transistor, sedangkan sinyal keluaran diperoleh dari emitor transistor.

Kolektor transistor terhubung ke ground dan digunakan sebagai titik referensi untuk masukan dan keluaran.

Common collector sering disebut sebagai pengikut emitor (emitter follower), karena tegangan sinyal keluaran pada emitor sama dengan tegangan masukan pada basis.

Gambar 1 menunjukkan rangkaian penguat kolektor, di mana amplitudo sinyal masukan dan keluaran sama dan tidak mengalami perubahan fasa.

Berikut adalah sifat-sifat dari common collector:

  • Impedansi masukan tinggi.
  • Impedansi keluaran rendah.
  • Penguatan arus besar.
  • Penguatan tegangan kurang dari 1.
  • Penguatan daya kecil.
  • Tidak mengalami perubahan fasa pada sinyal keluaran.

Untuk memberikan penjelasan yang lebih jelas, silakan lihat gambar di bawah ini!

Gambar 2 menunjukkan sinyal AC yang keluar dari emitor akan melewati RE yang diparalelkan dengan RL. Berikut adalah persamaan untuk resistansi emitor AC:

re = RE ǁ RL

Untuk menghitung vout dan vin, kita dapat menggunakan persamaan berikut:

vout = ie.re

vin = ie(re+r’e)

Dari persamaan di atas, kita dapat mendapatkan gain tegangan dari pengikut emitor:

A = re / (re + re’)

Untuk menghitung impedansi masukan basis, gunakan rumus berikut:

Zin(basis) = β (re + r’e)

Contoh Soal: Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!

Berapa impedansi masukan basis jika β = 200?

Penyelesaian: Karena setiap resistansi pada pembagi tegangan adalah 10kΩ, tegangan basis DC adalah setengah dari tegangan sumber, yaitu 5 V. Tegangan emitor DC adalah 0,7 atau 4,3 V. Arus emitor DC adalah 4,3 V dibagi 4,3kΩ, atau 1 mA. Maka, resistansi AC dari emitor adalah:

Baca Juga :  Pengertian Transistor Darlington : Fungsi dan Cara Konfigurasinya

r’e = 25 mV / 1 mA = 25 Ω

Resistansi emitor AC:

re = RE ǁ RL = 4,3 kΩ ǁ 10kΩ = 3kΩ

Karena transistor memiliki gain arus AC sebesar 200, maka impedansi masukan basis adalah:

Zin(basis) = β (re + r’e) = 200 (3 kΩ + 25 Ω) = 605 kΩ

Fungsi Transistor

Setelah memahami Transistor Sebagai Penguat Kolektor (Common Colector), selanjutnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, transistor memiliki beberapa fungsi yang penting, antara lain sebagai saklar, penguat, osilator, modulator, dan sebagainya.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai fungsi-fungsi transistor:

1. Transistor sebagai saklar

Transistor dapat digunakan sebagai saklar solid state. Ketika transistor berada dalam keadaan saturasi, transistor berperan sebagai saklar tertutup, sedangkan ketika transistor berada dalam keadaan cut off, transistor berperan sebagai saklar terbuka.

Dalam operasinya, transistor sebagai saklar solid state berperilaku seperti sakelar Single Pole Single Throw (SPST).

2. Transistor sebagai penguat (amplifier)

Transistor berfungsi sebagai penguat dengan meningkatkan kekuatan sinyal yang lemah. Pada transistor, diterapkan tegangan bias DC pada sambungan basis-emitornya, sehingga transistor tetap dalam keadaan bias maju.

Keadaan bias maju ini dipertahankan terlepas dari polaritas sinyal yang masuk.

3. Transistor sebagai osilator

Transistor dapat dioperasikan sebagai osilator untuk menghasilkan osilasi yang terus menerus pada frekuensi yang diinginkan.

Hal ini dapat terjadi jika terdapat tangki atau rangkaian umpan balik yang terhubung dengan transistor.

Berbagai jenis osilator memiliki nama yang berbeda, namun tujuan utamanya sama yaitu menghasilkan keluaran osilasi yang berkesinambungan.

Demikianlah penjelasan mengenai fungsi-fungsi transistor. Transistor memiliki peran penting dalam berbagai aplikasi elektronika dan memungkinkan pengembangan teknologi yang lebih maju.

Cara Kerja Transistor

Sudah memahami Transistor Sebagai Penguat Kolektor (Common Colector) kan ?Cara kerja transistor bervariasi tergantung pada jenisnya. Terdapat dua jenis transistor yang umum digunakan, yaitu:

1. Transistor Bipolar Junction (BJT):

  • NPN (Negative Positive Negative)
  • PNP (Positive Negative Positive)

2. Transistor Field Effect (FET):

  • JFET (Junction Field Effect Transistor)
  • MOSFET (Metal Oxide Field Effect Transistor)

Secara umum, transistor dapat dianggap sebagai dua sambungan P-N yang saling membelakangi. Salah satunya adalah persimpangan basis-emitor yang dibias maju, sementara persimpangan lainnya, yaitu persimpangan kolektor-basis, dibias mundur.

Dalam transistor BJT, ketika arus mengalir melalui persimpangan basis-emitor, arus yang lebih besar akan mengalir melalui rangkaian kolektor meskipun persimpangan basis-kolektor dibias mundur.

Cara kerja transistor sangat tergantung pada prinsip kerja masing-masing jenisnya. Namun, prinsip dasar dalam transistor adalah mengontrol arus atau tegangan melalui satu sambungan dengan menggunakan arus atau tegangan pada sambungan lainnya.

Dengan memahami cara kerja transistor dan variasi jenisnya, kita dapat memanfaatkannya dalam berbagai aplikasi elektronika dan teknologi modern.

Kesimpulan

Sebagai penutup, empatpilar.com telah membahas secara mendalam mengenai Transistor Sebagai Penguat Kolektor (Common Colector).

Kita telah menyaksikan bagaimana transistor ini berfungsi sebagai penguat yang unggul dalam menghasilkan gain daya dan stabilitas.

Dengan karakteristik impedansi output rendah dan impedansi input yang tinggi, Common Collector memiliki kemampuan unik dalam memperkuat sinyal tanpa merubah fase sinyal.

Fungsi dan kelebihan tersebut menjadikan transistor ini sebagai komponen yang penting dalam berbagai aplikasi elektronika, mulai dari amplifier audio hingga sistem komunikasi dan perangkat elektronik lainnya.

Dalam era teknologi digital ini, pemahaman tentang peran dan fungsi dari transistor sebagai penguat kolektor tetap relevan.

Pemahaman ini tidak hanya penting bagi para insinyur dan peneliti, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin memahami dan berkontribusi dalam teknologi elektronik.

Semoga artikel mengenai Transistor Sebagai Penguat Kolektor (Common Colector) ini, dapat meningkatkan pemahaman kita tentang dunia elektronik, dan berkontribusi dalam perkembangan teknologi kita di masa mendatang.

Baca Juga :  Penggunaan Transistor Sebagai Penguat Suara dan Penjelasannya
Kata Pencarian Terpopulerhttps://www empatpilar com/transistor-sebagai-penguat-kolektor-common-colector/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *